SUMENEP, 2 Oktober 2024 – Salah satu sekolah di Sumenep, yaitu SMK Ar-Rifaiyah di Kecamatan Saronggi, memperkenalkan proses membatik ramah lingkungan kepada para siswa di momentum peringatan Hari Batik Nasional 2024.
Sekolah tersebut mengenalkan bahan-bahan alami yang bisa dipakai untuk setiap tahap membatik, mulai dari pembuatan pola hingga pewarnaan. Salah satu pewarna alami yang digunakan berasal dari daun jati, daun ketapang, dan kulit kayu.
Kepala SMK Ar-Rifaiyah, Ali Makki, menjelaskan bahwa proses pewarnaan dengan bahan alami memang memakan waktu lebih lama, namun memberikan hasil yang lebih baik dan ramah lingkungan.
“Membatik yang kami lakukan adalah batik alam, karena di Madura sudah hampir tidak ada lagi yang memproduksi batik jenis ini,” ujar Makki, Rabu.
Menurutnya, kegiatan ini setidaknya memberikan dua manfaat bagi siswa, yaitu pembelajaran teknik membatik sekaligus meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan.
“Kami mencari solusi terbaik selain menggunakan bahan kimia. Dengan bahan alami, hasil batik lebih bagus dan ramah lingkungan, sehingga menjadi edukasi bagi siswa,” tambahnya.
Salah satu siswa SMK Ar-Rifaiyah, Kurniawan, mengaku senang dengan kegiatan ini karena memberikan pengalaman baru.
“Proses pewarnaan memang lebih lama karena harus berulang, tetapi saya senang bisa belajar membatik dengan bahan alami yang ramah lingkungan,” ungkapnya. (Al/Red)