SUMENEP, 23 Agustus 2024 – Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dibuat murka oleh ulah oknum perangkat desa di kabupaten paling timur Pulau Madura.
Pasalnya, oknum yang diketahui bernama Imam Bakri itu diduga telah menghina almarhum KH. A. Warits Ilyas, melalui komentar yang diunggahnya di media sosial TikTok.
Almarhum KH. A. Warits Ilyas sendiri merupakan ulama kharismatik dari Pondok Pesantren Annuqayah yang telah wafat pada tahun 2014 silam.
Komentar Imam Bakri yang dinilai telah menghina almarhum Kiai A. Warits memicu kemarahan besar di kalangan alumni Annuqayah. Mereka kemudian berbondong-bondong mendatangi Mapolres Sumenep untuk mengadukan yang bersangkutan agar diproses hukum.
Setelah menerima pengaduan dari alumni Annuqayah, pihak Polres Sumenep langsung menghubungi Kepala Desa Lalangon supaya datang membawa Imam Bakri untuk dimintai klarifikasi.
Usai dimintai klarifikasi, di hadapan alumni Annuqayah yang hadir di Mapolres Sumenep, Imam Bakri meminta maaf kepada keluarga besar KH. Mohammad Ali Fikri selaku salah satu putera Alm. KH. A. Warits Ilyas.
Dia mengakui bahwa dirinya telah bersalah dan merasa menyesal serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya pagi. “Kepada seluruh alumni, saya juga mohon maaf yang sebesar-besarnya,” kata Imam Bakri.
Kini, Imam Bakri telah diamankan di Mapolres Sumenep. Rencananya, dia akan sowan ke Annuqayah, menghadap KH. Ali Fikri A. Warits, untuk meminta maaf pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Menanggapi kejadian ini, KH. Ali Fikri selaku putera almarhum KH A. Warits Ilyas, menyampaikan terima kasih kepada alumni atas perhatian mereka. Dengan sikap yang tenang dan rendah hati, Kiai Fikri menegaskan bahwa dirinya tidak ingin memperpanjang masalah ini dengan laporan resmi.
“Kalau saya, sebagai putera dari almarhum, tentu tidak ingin melaporkan. Tapi, saya dengar kabar pelaku akan datangkan ke Annuqayah untuk menyampaikan permintaan maaf, silakan, kami terbuka,” ujarnya.
Kiai Fikri berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Menurutnya, siapapun tidak boleh membuat postingan maupun komentar di media sosial yang dapat menyinggung pihak lain, apalagi sampai merendahkan.
Terakhir, Mas Kiai, sapaan akrabnya, berpesan kepada alumni Annuqayah, terutama anggota IAA, untuk tetap menunjukkan kelasnya sebagai santri yang terpelajar dan bermoral.
Dia menegaskan bahwa santri Annuqayah dikenal oleh masyarakat sebagai orang yang berilmu dan berakhlak mulia. “Masyarakat akan respect, hormat, dan segan kepada kita jika kita menunjukkan akhlak yang baik,” tutupnya. (*/Red)